Minggu, 05 Juli 2015
METAL DAN DAKWAH
Sabili mencatat, ada beberapa kelompok band pelopor komunitas underground yang menyisipkan visi keislaman dalam lirik lagu yang mereka mainkan, sebut saja seperti: Tengkorak, GunxRose, Purgatory, The Roots of Madinah, Salameh Hamzah, Aftermath, PMDI Rhymes. Masing-masing kelompok punya karakter yang berbeda dalam melontarkan slogannya. Tengkorak, misalnya, dengan slogan Anti Zionist Action. Atau GunxRose yang menyebut dirinya modernitas puritan, punya slogan perlawanan: Membungkam Mulut-mulut para Atheis. ”Jihad is Our Way” adalah salah satu topik dalam beberapa event konser mereka. Atau Sound for Palestina di Taman Ismail Marzuki beberapa waktu lalu. Bak bungker akidah, anak metal yang dinahkodai Ombat, Thufail dan kawan se-visi terus berjuang membendung infiltrasi Barat lewat musik.
Mendengar nama kelompok band komunitas underground memang terkesan angker, liar, seperti komunitas yang tidak beragama, mengusung kebebasan, penikmat drugs, tatto, dan stigma buruk lainnya. Tapi, tak banyak yang tahu, bahwa tak semua komunitas underground ’terbius’ racun westernisasi. Ada memang diantara mereka yang telah melalui lembah hitam, namun hidayah merangkulnya untuk kembali ke jalan yang lurus. Bukan rahasia, banyak musisi ketika mencari inspirasi harus dengan mabuk lebih dulu. Kini, sebagian individu komunitas underground telah clean alias tobat. Mereka adalah kumpulan musisi cadas insaf, namun tetap menyalak.
Komunitas underground punya kelompok band masing-masing dengan aliran musik yang berbeda. Ada rock, metal, rap, punk, hardcore, grindcore, alternatif dan sebagainya. Kebanyakan mereka bermusik di jalur indie. Meski tidak mendeklarasikan dirinya sebagai metal Muslim atau punk Muslim, namun tetap saja ada yang menyebut mereka metal Muslim, punk Muslim, rapper Muslim dan sebagainya. Ketika di antara mereka bertemu dengan rekan se-visi, lalu klop, berlanjut dengan membentuk kelompok band dengan aliran tertentu.
Kebanyakan anak-anak underground yang sudah melalui fase musik, biasanya akan masuk ke fase pemikiran. Jika sudah masuk ke fase pemikiran, mereka dihadapkan oleh dua pilihan: menjadi atheis atau menjadi agnostic (percaya tuhan tapi tidak beragama). Intinya mereka bisa sekuler, atau orang yang salah paham terhadap agama, terutama Islam.
Meski saat ngeband dipanggung, tidak terdengar jelas lirik vokal yang dibawakan, namun fans mereka mencari tahu lirik yang dimaksud. Beberapa judul milik Tengkorak, seperti: Teroris, Jihad Soldier, adalah bentuk penyisipan Islam, meski tak tersirat. Begitu juga dengan The Roots of Madinah dengan beberapa judulnya: Darah di atas Pedang, Konspirasi Haykal, Syair Tanah Terjajah, dan Dari Jakarta hingga Jalur Gaza. Tak beda dengan Purgatory. Mereka satu visi sebagai agen Anti Zionist Action.
Menurut Thufail, latar belakang anak underground sendiri, justru kebanyakan mereka dari keluarga yang mapan. Karena musik-musik underground yang mereka bawa ke Indonesia adalah mereka yang kuliah ke luar negeri. ”Jadi salah, kalau ada yang bilang, musisi underground itu dari lapisan keluarga miskin dan anak jalanan. Mereka adalah orang-orang menengah ke atas. Mereka juga datang dari kalangan yang berpendidikan, bahkan ada yang berprofesi pengacara dan jaksa. Ketika visi-misi itu teragendakan, mereka tularkan kepada komunitas underground lain yang belum tersentuh keislamannya,” ujar Ombat.
Down load-down load internet di tahun 90-an, adalah mainan orang kaya. Jika musik-musik itu sampai ke Indonesia, pasti mereka yang pernah ke luar negeri. Cuma kebanyakan dari mereka adalah dari kalangan brokenhome. Mereka mencari pelarian melalui musik, dan membangun dunia sendiri, komunitas sendiri, dan gaya hidup sendiri. Meski akhirnya salah jalan.
Agar memiliki wadah bersama antar musisi metal se-visi, Thufail dan sahabat-sahabatnya membentuk berandalan puritan plus dengan situsnya: www.berandalanpuritan.blogspot.com. Sebelumnya, ada jembatan harakah. Hingga saat sudah ada 1.000 orang yang tergabung, bukan hanya ikatan persaudaraan, melainkan juga mengikuti gaya hidup yang tidak melanggar moral dan agama, dalam hal ini Islam. Karakter dari anak metal adalah melontarkan kontra propaganda. ”Metal memang identik dengan kemarahan (angry). Tapi itulah hati nurani yang tidak dibuat-buat,” ujar Thufail.
Saat ini, sudah ada beberapa band yang sadar akan perlunya dakwah Islam ke dalam komunitas underground. Untuk itu perlu skill tersendiri untuk bisa masuk ke komunitas ini. Memang ini bukan segmen kelompok LDK atau komunitas yang sudah mengaji di harakah-harakah, tapi murni dakwah di kalangan underground.
Diakui Thufail al Ghifari, perang yang sedang berlangsung saat ini adalah perang tanpa senjata. Sebagai Muslim, tentu ibadah tertinggi adalah jihad qital. Tapi kondisi di Indonesia belum memungkinkan untuk diterapkan jihad Qital. Maka, yang harus dilakukan adalah mengcounter pemikiran dengan pemikiran, teknologi dengan teknologi, ekonomi dengan ekonomi, gaya hidup dengan gaya hidup.
Inilah manuver yang kita sebut perang tanpa senjata..( Joe.V )
Komunitas
underground memang bukan halaqah. Komunitas ini hanyalah kumpulan
orang-orang muda yang energinya diluapkan dengan bermusik cadas. Tapi
cadas bukan sembarang cadas. Ada pesan dan misi yang terkandung di
dalam lirik lagu yang mereka mainkan. Siapa nyana, underground pun anti
Zionis. Mereka memboikot makanan produk Zionis. Mereka membuat T-Shirt
bergambar anti Zionis. Bahkan lirik dalam lagu mereka pun mengecam
Zionis bedebah. ”Anti Zionis Action”. Begitulah genderang perang yang
mereka kobarkan lewat musik.
Bagi aktivis dakwah, mungkin tak banyak yang tahu, bahwa ternyata ada yang mengisi ruang ini sebagai sasaran dakwah. Bagi yang belum mengenalnya lebih dekat, boleh jadi akan berprasangka buruk, menghina, mencaci, memfitnah dan selalu beranggapan negatif dengan eksistensi komunitas ini. Performance anak-anak muda ini memang terlihat angker, ”gokil”, dan berbagai stigma buruk lainnya. Apalagi, label pada T-Shirt mereka, sebagian ada yang berdesain tengkorak, dan huruf-huruf pentagram ala Metal. Tapi siapa nyana, anak metal pun religius, shalat, peduli Palestina, dan sekali lagi anti Zionis.
Tentu saja, pola dakwah komunitas underground berbeda dengan dakwah pada umumnya. Adalah Ombat (personil Tengkorak) dan Thufail al Ghifari (vokalis The Roots of Madinah) -- lama mengisi ruang ini dengan bahasa yang mereka pahami. Meski tidak berdakwah secara verbal, layaknya kiai dengan santrinya, Thufail, Ombat dan rekan se-visi sesungguhnya sedang berdakwah di tengah komunitasnya yang unik.
”Yang jelas, gue tidak berdakwah seperti cara Aa’ Gym memberi nasihat dengan bahasa verbal dan segudang dalil. Bahkan, seorang Aa’ Gym jika dihadirkan di komunitas metal sekalipun, boro-boro didengerin. Tapi kalau gue yang ngomong no problem, dan pasti didengerin. Karena memang gue dakwah dengan bahasa mereka. Kesadaran beragama itu tumbuh dari kesadaran individu masing-masing, tanpa harus menggurui. Gue punya cara sendiri, berdakwah dengan bahasa tubuh. Waktunya shalat ya shalat. Bagi gue memberi contoh itu dakwah yang paling efektif, ketimbang perintah,” tukas Thufail.
Yang menarik, komunitas underground, tidak mengenal istilah mentor. Di antara mereka tak ada yang paling alim, semua sama-sama mencari jatidiri. Yang memimpin, biasanya yang paling dituakan (senior). Dengan akidah, komunitas underground dipersatukan untuk mencari persamaan. Mereka menanggalkan khilafiyah atau perbedaan yang ada. Mereka memang bukan aktivis halaqah, tapi tidak juga melarang individu komunitas underground untuk gabung di halaqah tertentu. Mau gabung di HTI atau Jamaah Tabligh oke-oke saja. Selama sumbernya jelas, al Qur’an dan as Sunnah.
"Yang jelas, kalo ngaji masing-masing. Kami ngaji dimana saja. Jika ada taklim, gurunya Ustad Abu Bakar Ba’asyir, gue datang, artinya kita nggak ngeblok. Di sini, khilafiyah tidak berlaku. Kalo nggak gitu, kapan bersatunya. Insya Allah, kita ingin memberi contoh, bahwa musisi pun bisa bersatu karena persamaan akidah. Perbedaan aliran musik bukanlah gap, tapi lebih kepada segmennya saja. Pas ngumpul, selain bermusik, kita biasanya ngobrol membahas hal-hal yang sifatnya pengetahuan. Di Masjid Al Azhar, kami silaturahim antar musisi,” tandas Ombat yang sudah mulai mengurangi performance baju metal dari luar. Ia mendesain gambar bajunya sendiri tentang hal-hal yang berbau jihad, perang pemikiran (ghazwul fikri) dan anti Zionis,” papar Ombat.
Dalam sebuah diskusi di Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat, Thufail al Ghifari pernah ditanya, kenapa harus bermetal-metal ria? Dengan enteng ia menjawab, ”Gue hidup di lingkungan orang awam. Tapi se-metal-metal gue, bila adzan tiba, gue pasti break, terus shalat. Dan tradisi itu gue tularkan pada temen-temen yang lain. Se-metal-metal gue, jika Palestina dizalimi, gue sakit hati. Bagi gue, masalahnya bukan pada label seseorang, tapi bisakah mempertahankan nilai-nilai prinsip dalam diri kita? Mending gue dilabelin orang awam, daripada dilabelin aktivis, tapi gue nggak bisa kasih contoh di masyarakat. Gue berharap, waktu kita jangan dihabiskan untuk berdebat, tapi berbuat, bukan pula dengan wacana-wacana.”
⋙◊=(•̪●)MetaL MusLim)◊▬○★⋙
Bagi aktivis dakwah, mungkin tak banyak yang tahu, bahwa ternyata ada yang mengisi ruang ini sebagai sasaran dakwah. Bagi yang belum mengenalnya lebih dekat, boleh jadi akan berprasangka buruk, menghina, mencaci, memfitnah dan selalu beranggapan negatif dengan eksistensi komunitas ini. Performance anak-anak muda ini memang terlihat angker, ”gokil”, dan berbagai stigma buruk lainnya. Apalagi, label pada T-Shirt mereka, sebagian ada yang berdesain tengkorak, dan huruf-huruf pentagram ala Metal. Tapi siapa nyana, anak metal pun religius, shalat, peduli Palestina, dan sekali lagi anti Zionis.
Tentu saja, pola dakwah komunitas underground berbeda dengan dakwah pada umumnya. Adalah Ombat (personil Tengkorak) dan Thufail al Ghifari (vokalis The Roots of Madinah) -- lama mengisi ruang ini dengan bahasa yang mereka pahami. Meski tidak berdakwah secara verbal, layaknya kiai dengan santrinya, Thufail, Ombat dan rekan se-visi sesungguhnya sedang berdakwah di tengah komunitasnya yang unik.
”Yang jelas, gue tidak berdakwah seperti cara Aa’ Gym memberi nasihat dengan bahasa verbal dan segudang dalil. Bahkan, seorang Aa’ Gym jika dihadirkan di komunitas metal sekalipun, boro-boro didengerin. Tapi kalau gue yang ngomong no problem, dan pasti didengerin. Karena memang gue dakwah dengan bahasa mereka. Kesadaran beragama itu tumbuh dari kesadaran individu masing-masing, tanpa harus menggurui. Gue punya cara sendiri, berdakwah dengan bahasa tubuh. Waktunya shalat ya shalat. Bagi gue memberi contoh itu dakwah yang paling efektif, ketimbang perintah,” tukas Thufail.
Yang menarik, komunitas underground, tidak mengenal istilah mentor. Di antara mereka tak ada yang paling alim, semua sama-sama mencari jatidiri. Yang memimpin, biasanya yang paling dituakan (senior). Dengan akidah, komunitas underground dipersatukan untuk mencari persamaan. Mereka menanggalkan khilafiyah atau perbedaan yang ada. Mereka memang bukan aktivis halaqah, tapi tidak juga melarang individu komunitas underground untuk gabung di halaqah tertentu. Mau gabung di HTI atau Jamaah Tabligh oke-oke saja. Selama sumbernya jelas, al Qur’an dan as Sunnah.
"Yang jelas, kalo ngaji masing-masing. Kami ngaji dimana saja. Jika ada taklim, gurunya Ustad Abu Bakar Ba’asyir, gue datang, artinya kita nggak ngeblok. Di sini, khilafiyah tidak berlaku. Kalo nggak gitu, kapan bersatunya. Insya Allah, kita ingin memberi contoh, bahwa musisi pun bisa bersatu karena persamaan akidah. Perbedaan aliran musik bukanlah gap, tapi lebih kepada segmennya saja. Pas ngumpul, selain bermusik, kita biasanya ngobrol membahas hal-hal yang sifatnya pengetahuan. Di Masjid Al Azhar, kami silaturahim antar musisi,” tandas Ombat yang sudah mulai mengurangi performance baju metal dari luar. Ia mendesain gambar bajunya sendiri tentang hal-hal yang berbau jihad, perang pemikiran (ghazwul fikri) dan anti Zionis,” papar Ombat.
Dalam sebuah diskusi di Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat, Thufail al Ghifari pernah ditanya, kenapa harus bermetal-metal ria? Dengan enteng ia menjawab, ”Gue hidup di lingkungan orang awam. Tapi se-metal-metal gue, bila adzan tiba, gue pasti break, terus shalat. Dan tradisi itu gue tularkan pada temen-temen yang lain. Se-metal-metal gue, jika Palestina dizalimi, gue sakit hati. Bagi gue, masalahnya bukan pada label seseorang, tapi bisakah mempertahankan nilai-nilai prinsip dalam diri kita? Mending gue dilabelin orang awam, daripada dilabelin aktivis, tapi gue nggak bisa kasih contoh di masyarakat. Gue berharap, waktu kita jangan dihabiskan untuk berdebat, tapi berbuat, bukan pula dengan wacana-wacana.”
⋙◊=(•̪●)MetaL MusLim)◊▬○★⋙
Sabili mencatat, ada beberapa kelompok band pelopor komunitas underground yang menyisipkan visi keislaman dalam lirik lagu yang mereka mainkan, sebut saja seperti: Tengkorak, GunxRose, Purgatory, The Roots of Madinah, Salameh Hamzah, Aftermath, PMDI Rhymes. Masing-masing kelompok punya karakter yang berbeda dalam melontarkan slogannya. Tengkorak, misalnya, dengan slogan Anti Zionist Action. Atau GunxRose yang menyebut dirinya modernitas puritan, punya slogan perlawanan: Membungkam Mulut-mulut para Atheis. ”Jihad is Our Way” adalah salah satu topik dalam beberapa event konser mereka. Atau Sound for Palestina di Taman Ismail Marzuki beberapa waktu lalu. Bak bungker akidah, anak metal yang dinahkodai Ombat, Thufail dan kawan se-visi terus berjuang membendung infiltrasi Barat lewat musik.
Mendengar nama kelompok band komunitas underground memang terkesan angker, liar, seperti komunitas yang tidak beragama, mengusung kebebasan, penikmat drugs, tatto, dan stigma buruk lainnya. Tapi, tak banyak yang tahu, bahwa tak semua komunitas underground ’terbius’ racun westernisasi. Ada memang diantara mereka yang telah melalui lembah hitam, namun hidayah merangkulnya untuk kembali ke jalan yang lurus. Bukan rahasia, banyak musisi ketika mencari inspirasi harus dengan mabuk lebih dulu. Kini, sebagian individu komunitas underground telah clean alias tobat. Mereka adalah kumpulan musisi cadas insaf, namun tetap menyalak.
Komunitas underground punya kelompok band masing-masing dengan aliran musik yang berbeda. Ada rock, metal, rap, punk, hardcore, grindcore, alternatif dan sebagainya. Kebanyakan mereka bermusik di jalur indie. Meski tidak mendeklarasikan dirinya sebagai metal Muslim atau punk Muslim, namun tetap saja ada yang menyebut mereka metal Muslim, punk Muslim, rapper Muslim dan sebagainya. Ketika di antara mereka bertemu dengan rekan se-visi, lalu klop, berlanjut dengan membentuk kelompok band dengan aliran tertentu.
Kebanyakan anak-anak underground yang sudah melalui fase musik, biasanya akan masuk ke fase pemikiran. Jika sudah masuk ke fase pemikiran, mereka dihadapkan oleh dua pilihan: menjadi atheis atau menjadi agnostic (percaya tuhan tapi tidak beragama). Intinya mereka bisa sekuler, atau orang yang salah paham terhadap agama, terutama Islam.
Meski saat ngeband dipanggung, tidak terdengar jelas lirik vokal yang dibawakan, namun fans mereka mencari tahu lirik yang dimaksud. Beberapa judul milik Tengkorak, seperti: Teroris, Jihad Soldier, adalah bentuk penyisipan Islam, meski tak tersirat. Begitu juga dengan The Roots of Madinah dengan beberapa judulnya: Darah di atas Pedang, Konspirasi Haykal, Syair Tanah Terjajah, dan Dari Jakarta hingga Jalur Gaza. Tak beda dengan Purgatory. Mereka satu visi sebagai agen Anti Zionist Action.
Menurut Thufail, latar belakang anak underground sendiri, justru kebanyakan mereka dari keluarga yang mapan. Karena musik-musik underground yang mereka bawa ke Indonesia adalah mereka yang kuliah ke luar negeri. ”Jadi salah, kalau ada yang bilang, musisi underground itu dari lapisan keluarga miskin dan anak jalanan. Mereka adalah orang-orang menengah ke atas. Mereka juga datang dari kalangan yang berpendidikan, bahkan ada yang berprofesi pengacara dan jaksa. Ketika visi-misi itu teragendakan, mereka tularkan kepada komunitas underground lain yang belum tersentuh keislamannya,” ujar Ombat.
Down load-down load internet di tahun 90-an, adalah mainan orang kaya. Jika musik-musik itu sampai ke Indonesia, pasti mereka yang pernah ke luar negeri. Cuma kebanyakan dari mereka adalah dari kalangan brokenhome. Mereka mencari pelarian melalui musik, dan membangun dunia sendiri, komunitas sendiri, dan gaya hidup sendiri. Meski akhirnya salah jalan.
Agar memiliki wadah bersama antar musisi metal se-visi, Thufail dan sahabat-sahabatnya membentuk berandalan puritan plus dengan situsnya: www.berandalanpuritan.blogspot.com. Sebelumnya, ada jembatan harakah. Hingga saat sudah ada 1.000 orang yang tergabung, bukan hanya ikatan persaudaraan, melainkan juga mengikuti gaya hidup yang tidak melanggar moral dan agama, dalam hal ini Islam. Karakter dari anak metal adalah melontarkan kontra propaganda. ”Metal memang identik dengan kemarahan (angry). Tapi itulah hati nurani yang tidak dibuat-buat,” ujar Thufail.
Saat ini, sudah ada beberapa band yang sadar akan perlunya dakwah Islam ke dalam komunitas underground. Untuk itu perlu skill tersendiri untuk bisa masuk ke komunitas ini. Memang ini bukan segmen kelompok LDK atau komunitas yang sudah mengaji di harakah-harakah, tapi murni dakwah di kalangan underground.
Diakui Thufail al Ghifari, perang yang sedang berlangsung saat ini adalah perang tanpa senjata. Sebagai Muslim, tentu ibadah tertinggi adalah jihad qital. Tapi kondisi di Indonesia belum memungkinkan untuk diterapkan jihad Qital. Maka, yang harus dilakukan adalah mengcounter pemikiran dengan pemikiran, teknologi dengan teknologi, ekonomi dengan ekonomi, gaya hidup dengan gaya hidup.
Inilah manuver yang kita sebut perang tanpa senjata..( Joe.V )
JENIS MUSIK METAL
Musik underground
terbagi menjadi beberapa aliran yang tetap satu kiblat yaitu METAL. Kita
semua pernah mendengar bahwa musik metal berkaitan dengan sesuatu yang
satanis, anti kristus bahkan berpotensi hitam. Namun saya tidak
menyalahkan hal tersebut, lirik-lirik lagu black metal yang mengilhami
dari bible of satan.
Berikut itu jenis-jenis musik undergroouudd \m/etal yg brkembang hingga saat ini.. CEKIBROTT >>
yang ngebet ama musik keras dan cepat boleh nih ..
“Thrash Metal” (biasanya disebut Speed Metal & street
Metal).
Thrash Metal diusung oleh Metallica, Slayer, Exodus Anthrax, Nuclear assault. Thrash Metal sekarang ini bahkan muncul lebih garang lagi.
Aliran Slow Metal dijuluki “Heavy sludge sound” yang aslinya dari sound Black sabbath. Band-band dengan aliran ini adalah Candlemass, St. Vitus dan Trouble. Sekarang ini muncul beragam gaya Metal underground, dari yang agressif dan bertenaga hingga yang memiliki nuansa “New Millenium ”.
Metal underground berkembang dan menyebar hingga hampir ke seluruh bagian dunia, bahkan sampai seperti dikatakan seorang editor majalah musik “Perkembangan musik ini bagaikan cabang “McDonald” yang ada hampir diseluruh dunia.”
Berikut ini diantaranya adalah jenis-jenis Underground Metal yang berkembang hingga kini, sebagai berikut :
THRASH METAL
Metallica adalah band dengan aliran ini, seperti kita ketahui mereka telah menjadi icon industri ROCk dengan BLACK ALBUMnya yang fenomenal. Sampai sekarang Thrash Metal-lah salah satu Underground Metal yang paling banyak mendapatkan perhatian dari Major Label (industri rekaman ternama).
Terpengaruh oleh band dari inggris, Thrash Metal lebih-lebih berkembang di Amerika (kecuali Sepultura yang berasal dari Brazil).
Di awal tahun 80-an aliran Thrash Metal menghasilkan Masterpiece-masterpiece yang artistik seperti
Master puppets, Metallica (elektra 1996),
Reign in Blood, Slayer (American 1986), dan
Arise, Sepultura (Road runner 1991).
Slayer dinobatkan sebagai The King of Underground Metal selama 1 dekade dan
masih dihormati sampai sekarang ini, tetapi mungkin, band Thrash Metal terbesar
adalah Pantera yang terakhir mengadakan konser resmi 101 proof (Eastwest).
yang suka ngegrowl, pacu jantung.. boleh jg nee
"Death Metal"
adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash
metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang
bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm
guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya
dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) atau geraman (death growl). Teknik
menyanyi seperti ini juga sering disebut “Cookie Monster vocals”. Beberapa
pelopor genre ini adalah Venom dengan albumnya Welcome to Hell (1981) dan Death
dengan albumnya Scream Bloody Gore (1987). Death metal kemudian dikembangkan
lebih lanjut oleh band-band seperti Carcass, Morbid Angel, Entombed, God
Macabre, Carnage, dan Grave.
Sebenarnya aliran ini cocok sebagai soundtrack film-film horor. Semua band Death Metal memiliki nama band yang bertemakan kejadian tersebut diatas. Contohnya:
Deicide, Entombed, Morbid angel, Brujeria,
Canibal corpse, Six feet under, Malevolent creations, Broken hopes, Obituary dan Hiprocrisy.Pada tahun 1990?an, underground ini lebih memasuki ke Extreme metal seperti Grindcore dipelopori oleh Napalm Death dan Brutal Truth, berkembang pada 1991 menjadi Death metal Scandinavia oleh Entombed, Dismember, Unleashed, dan At The Gates. Melodic Death metal yang berasal dari Gothenburg Swedia lalu berkembang di Finlandia dan Norwegia oleh band-band seperti Arch Enemy, Dark Tranquillity, Disessction. Kemudian ada istilah yang digunakan yaitu, Techical metal di pioniri oleh Cynic, Atheist, Meshuggah, Death. Progressive Death metal yang mungkin lebih cenderung ke visualisasi dan banyak menggunakan Tradisional pun dimaklumi, Pionirnya adalah Opeth, Pestilence, Death, Novembre dan mungkin Progressive metal oleh Dream Theater, Queensryche, dan Fates Warning.
Sebenarnya aliran ini cocok sebagai soundtrack film-film horor. Semua band Death Metal memiliki nama band yang bertemakan kejadian tersebut diatas. Contohnya:
Deicide, Entombed, Morbid angel, Brujeria,
Canibal corpse, Six feet under, Malevolent creations, Broken hopes, Obituary dan Hiprocrisy.Pada tahun 1990?an, underground ini lebih memasuki ke Extreme metal seperti Grindcore dipelopori oleh Napalm Death dan Brutal Truth, berkembang pada 1991 menjadi Death metal Scandinavia oleh Entombed, Dismember, Unleashed, dan At The Gates. Melodic Death metal yang berasal dari Gothenburg Swedia lalu berkembang di Finlandia dan Norwegia oleh band-band seperti Arch Enemy, Dark Tranquillity, Disessction. Kemudian ada istilah yang digunakan yaitu, Techical metal di pioniri oleh Cynic, Atheist, Meshuggah, Death. Progressive Death metal yang mungkin lebih cenderung ke visualisasi dan banyak menggunakan Tradisional pun dimaklumi, Pionirnya adalah Opeth, Pestilence, Death, Novembre dan mungkin Progressive metal oleh Dream Theater, Queensryche, dan Fates Warning.
DITAMBAHNYA ALIRAN HARDCORE 'CORE' PADA MUSIK METAL
"GRIND CORE"
Kita ambil dari asal Indonesia
Aliran ini pertama kali diperkenalkan oleh Napalm Death diakhir 80-an, sebuah kombinasi Death Metal dengan Punk Hardcore, yang liriknya banyak mengandung kritik kritik politik.
Band-band yang mengusung aliran ini diantaranya
Brutal Truth dan Extreme Noise.
"METAL CORE"
Dengan aksen vokal Stakato Hardcore dan melodi minimalis, Metal Core merupakan gabungan Thrash dan Hardcore, Musik Metal core berhasil menarik perhatian masyarakat musik amerika di tahun 90-an dengan band seperti BioHazard & MachineHead.
"DEATHCORE"
Berkembang sebagai turunan dari Death Metal dengan ciri khas lirik yang persis Death Metal, yaitu tentang kematian, neraka, setan, dan nuansa-nuansa mistik. Kebanyakan dari Death Metal adalah orang-orang atheis, sedangkan Deathcore kebanyakan adalah orang-orang agnostik.
Pada mulanya dipelopori oleh band-band seperti Dying Fetus, Suffocation dan Crytopsy dan sebagainya. Pada era 2000?an semakin banyak band deathcore yang bermunculan seperti Job For A Cowboy, The Red Chord, All Shall Perish Bring Me the Horizon dan lain-lain.
Deathcore sendiri cenderung bertempo cepat, hampir mirip aliran metal old school yang bersifat hancur-hancuran namun masih ada grip-grip yang melodian.
"PROGRESIF METAL"
Band Yang Paling melegenda
Merupakan aliran Trash Metal yang paling kontras perubahannya. Musik ini menghadirkan suasana Classic New Wave dan ArtRock 70-an dengan paduan elemen melodi Jazzy abad 19, juga musik Romantic Classic, yang disuarakan dengan vokal tenor yang tinggi.
Band-band yang menganut aliran ini adalah Hellowen dari Jerman, Gamma Ray, BlindGuardian, Angra, dan band Amerika DreamTheater.
Musik yang agak slow dari aliran ini dikategorikan DOOM termasuk dari lagu-lagu St.Vitus, Candlemass, Trouble. Variasi dari musik mereka dengan
Slow ‘n’ Heavy Sound menghasilkan suara-suara unik Phsycedellic, seperti lagu Slo-Burn (album Slo-Burn, MalliciousVinyl). Band-band DOOM kadang menggunakan synthesizers untuk menghasilkan suasana Gothic (khususnya di visualisasi Vocal) seperti ditampilkan dalam lagu MyDyingBride
(album Like Gods of the Sun, Fierce/Mayhem) dan
Avernus (album Of the fallen, MIA).
"BLACK METAL"
Lahir dari Metal Subteranian, di awal 80-an dengan band-band seperti Venom dan Mercyful Fate, dengan lirik vokal yang “Luciferian (Satanik)”.
Band-band ini menampilkan sisi kegelapan alam baka, tampil diatas panggung dengan penampilan seperti mayat atau mengecat tubuh seperti tengkorak.
Aliran ini menampilkan musik Dead-Earnest Demonik dengan lirik-lirik pembunuhan atau pembakaran gereja (serem dehh ihhhh…). Secara teknis musik mereka menggunakan keyboard untuk menghasilkan suara fuzzy dengan vokal yang menyayat. Band-band yang menganut aliran ini antara lain LandMark (album Anthems of the Welkin at dust, Century Media), Dimmu Borgir (Enthroned Darkness Triumphant, Nuclear Beast) dan Crade of Filth (Dusk and Her Embrance, Fierce/Mayhem).
pertengahan tahun 1980-an, yang diprakarsai oleh band-band cadas seperti Venom, Hellhammer, Celtic Frost, dan Bathory. Pada akhir 80-an band Mayhem dan Burzum mengarah kedalam black metal gelombang kedua.
"DOOM METAL & GHOTIC METAL"
Doom Metal adalah aliran yang lebih mengutamakan penekanan lirik, dengan tempo yang dibawah rata-rata subgenre Extreme Metal lainya aliran ini terinspirasi oleh Black Sabbath era pertama, band yang termasuk aliran ini contohnya adalah Saint Vitus, Obsessed dan Candlemass.
Gothic Metal adalah evolusi Doom Metal, awal genre ini adalah munculnya band-band Death/Doom dari inggris yaitu My Dying Bride, Paradise Lost, Anathema, band Gothic Metal sekarang banyak mengandalkan harmoni antara vocal pria dan wanita (terkadang dengan growl).
Gothic symphony metal harmony seperti nightwish, within temptation, epica, dan lain sebagainya..
Musik gothic
Gothic metal adalah sejenis musik metal yang biasanya (namun tidak selalu) memakai dua orang vokalis. Pertama vokal wanita dengan suara soprano, lalu vokal kedua adalah vokal pria dengan gaya vokal dari musik black atau death metal (sehingga gaya vokal seperti itu banyak disebut sebagai vokal 'Beauty and the Beast'). Lirik-liriknya kebanyakan bernuansa pagan, kemuraman, kegelapan. Aliran musik ini paling populer di Eropa, meskipun jumlah penggemar mainstream (kalangan umum) tidak banyak.Band yang terkenal dalam jenis musik ini adalah : Nightwish, Within Temptation, Epica, Theater of Tragedy, Lacuna Coil, Trail of Tear. Untuk band indonesia yang mengusung jenis musik ini antara lain: Total Tragedy, Innerbeauty, Moses Bandwidth, Geboren, dan masih banyak lagi.
Gothic Metal, Gothic Doom Metal dan Gothic Operatic Power Metal
Gothic Metal ialah musik metal yang berasaskan riff guitar seperti musik Thrash / Heavy Metal yang agak bermelodi redup serta dicampur dan disadur dengan unsur-unsur keyboard dan synth, serta lirik metafora/puisi yang menjurus kearah kegelapan, kemuraman dan pagan seperti band My Dying Bride Paradise Lost Anathema->ini band doom yang berpengaruh pada gothic ! dan kemudian dikembangkan oleh band seperti Evereve dan Crematory.Dari akar musik Gothic Metal inilah muncul pula aliran Gothic Doom Metal dan Gothic Operatic Power Metal. Pembawa musik aliran Gothic/Doom yang terkenal ialah Theatre of Tragedy, mereka ialah band Gothic Doom Metal yang pertama yang memperkenalkan konsep “Beauty and the Beast act” yaitu konsep lagu yang menggabungkan suara growl seakan-akan Death Metal yang digandengkan dengan suara Mezzo-Soprano penyanyi wanita, bunyi guitarnya keras dan berat(Doom). Nightwish adalah contoh terbaik band Gothic Operatic Power Metal yang menggabungkan musik Power Metal yang dicampur dengan keyboard/synth serta lirik yang berlatar Gothic serta lengkingan soprano yang menonjol dari penyanyi wanitanya.
Sekarang banyak kekeliruan yang timbul antara Operatic dan Gothic. Operatic Metal ialah seperti yang dibawakan oleh Therion dan Nightwish, yang menggabungkan unsur-unsur Simfoni Orkestra dan vocal Soprano. Vocal wanita dalam aliran Gothic lebih kepada Mezzo-soprano (ton nada suara yang rendah, seakan-akan suara nyanyian biasa).
Black metal
Sumber aliran | Thrash Metal, Heavy Metal |
---|---|
Sumber kebudayaan | Eropa, dari Skandinavia pertengahan 1980an |
Alat musik yang biasa digunakan | Gitar - Bas gitar - Drum Kibor |
Popularitas arus utama | Underground |
Subgenre | |
NSBM, Symphonic black metal, Viking Metal, | |
Genre campuran (fusion) | |
Blackened death metal, Folk metal, Melodic black metal | |
Topik lainnya | |
Band-band |
Black metal diawali oleh band Venom pada tahun 1982 lewat album berjudul Black Metal, lalu diikuti oleh band-band seperti Bathory, Mayhem, Mercyfull Fate, Hellhammer/Celtic Frost. semua band ini dipengaruhi Venom. Band Black metal masih cenderung bermain Thrash metal. Pada awal 80an sampai 90an, Black metal sangat berkembang di daerah Skandinavia oleh band di atas tadi. Jenis musik metal ini juga termasuk jenis metal underground. Black metal mempunyai Sub-genre bernama NSBM, Black metal Neo-Nazi, dua komunitas tersebut termasuk yang berpengaruh di komunitas Underground.
Band yang terkenal dari jenis musik ini adalah Dimmu Borgir, Cradle of Filth, Dark Funeral, Emperor dan Immortal.
Karakter Black Metal
Berikut ini gaya dan ciri-ciri permainan band-band Black Metal:Gitar
- Cepat, di dalam Rhytm gitar yang cepat, terselip melodi gitar yang samar-samar dan lama-lama berubah menjadi Alternate picking dan tremolo pick
- Distorsi yang banyak memainkan Power chord.
- Seteman gitar sama persis seperti Death metal. Di Drop D atau Drop C atau lebih rendah lagi.
Drum
- Double bass drum sangat tipis jika dimainkan, sangat bertenaga, kadang bersama-sama dengan pukulan Snare Drum dengan gaya meledak-ledak (hentakan keras). Kadang kita hanya akan mendengarkan bass drum yang berbunyi sedetik.
- Kadang, drum juga bisa bermain sangat lambat, Tergantung suasana musik.
- Bahkan ada kalanya band-band seperti Burzum atau Xasthur sering tidak menggunakan drum dibeberapa lagu.
- Beberapa band menggunakan drum mesin untuk performa lebih baik.
Lirik, Vokal
- Lirik dinyanyikan dengan vibra di tenggorokan . Bernuansa kikir, setan yang mengingatkan kepada penyiksaan, dan ini sudah menjadi standar band-band Black Metal.
- Ada yang dinyanyikan bersatu seperti simponi. Lalu band-band Black metal menamakanya Symphonic Black Metal
- Banyak juga yang sering dinyanyikan laki-laki dan perempuan seperti lagu-lagu simponi Gregorian.
- Sering ada efek di vokalnya dan membuat suara seperti Atmospher.
- Lirik sering mengambil kata-kata yang berbau setan, penyembahan berhala, dewa-dewa kuno, tema gaib yang mengutuk agama Kristen (Anti Kristus).
- Lirik bertema perang, udara dingin, kegelapan, hutan, dan lingkungan alami di eropa.
- meminum darah segar membuat suara menjadi lebih serak atau hanya sebagai atribut aliran musik tersebut.
Keyboard
- Biasanya setingan keyboard, biola, choir, dan organ menyerupai setelan musik gereja supaya meniru suara Kathedral dan orkestra yang terasa sejuk, dingin, samar dan menyedihkan.
Performa
- Tidak suka bermain live dan lebih cenderung bermain gaya. Beberapa band Black Metal seperti Darkthrone menolak untuk bermain live. Banyak juga solo Black Metal seperti Clandestine Blaze, Burzum, Leviathan dan Xasthur juga menolak bermain live karena mereka terdiri dari 1 anggota. Tetapi satu band seperti Satanic Warmaster, bermain bersama musisi ekstra secara khas demi/untuk maksud kinerja live.
- Rata-rata band ingin terlihat tampil se-mengerikan mungkin.
- Kebanyakan band mengecat muka mereka menyerupai mayat (Corpse Paint), dan ini telah menjadi standar musik Black Metal.
Gelombang Pertama
Bibit Black Metal ditanam diawal 80'an yang dikenal sebagai "Gelombang Pertama", ilham paling awal diawali oleh band-band dari Inggris. Lewat band dari britania raya, Venom lewat album debutnya 'Welcome to Hell. Setelah perpecahan dari NWOBHM Metal lebih cenderung mengalami masa dimana band-band lebih mementingkan masa depan gaya dari pada suara/sound.Gaya pakaian/busana seragam bisa juga mirip yang dipunyai band-band Black Metal; Pantalon kulit, spiked aksesori pergelangan, dll. Personil band juga bisa memakai nama-nama samaran seperti yang dipakai oleh band tersebut: Venom, Mayhem, Graveland, Godkiller, dll.
( Dari berbagai sumber ) Joe V
Salam Satu Jari
Mereka merubah dan penentang band
metal yang beraliran setan. Dan, itu dilakukan dengan 'salam satu jari' yang
melambangkan ke- Esaan tuhan...
Apa yang terlintas di benak Anda ketika melihat sekumpulan anak muda
penggemar musik cadas seperti grindcore, death metal, brutal
core ataupun trash metal? Alkohol, seks bebas, atau narkoba... Mmm,
stigma itu mungkin menjadi hal yang lumrah menimpa penikmat musik beraliran
keras tersebut. Memang, seperti itu yang kerap terjadi.
Upss, jangan salah ya! Saat ini ada loh, komunitas undergroud
yang mencoba mengikis stigma negatif itu, 'Salam Satu Jari' nama komunitasnya.
Mereka adalah anak band underground yang mencoba melawan westernisasi
yang tidak sesuai dengan akidah Islam dan budaya di Indonesia.
“Alkohol dan drugs itu kan sudah menjadi budaya barat. Nah untuk
anak metal di Indonesia juga harus menunjukkan jati dirinya dong jangan
mengekor seperti mereka,” jelas Mohammad Hariadi Nasution atau biasa disapa
dengan Ombat, orang yang pertama kali mempopulerkan salam satu jari.Salam satu jari muncul
berawal dari sebuah acara yang di beri nama Urban Garage Festival,
sebuah konser musik metal yang khusus diperuntukkan untuk korban kemanusiaan di
Palestina.
Nah, saat itu, Ombat yang juga sebagai vokalis Tengkorak (band bergenre grindcore)
tiba-tiba saja membuat salam metal baru yang tadinya dua jari yakni jari
telunjuk dan kelingking, menjadi satu jari yang bermaknakan tauhid atau satu
Tuhan.
Dipilihnya salam satu jari, memang bukannya tanpa sebab, karena menurutnya,
salam dua jari yang selama ini digunakan oleh anak-anal metal, sebenarnya
merupakan simbol dari pemujaan setan.
“Sedangkan makna salam satu jari adalah kita selaku umat Muslim selalu ingat
akan Allah Yang Maha Esa, Laailaha Illallah, bahwa kita hanya membela
Islam tidak yang lain,” kata Ombat .Tanpa disadari,
yang semulanya salam satu jari ini hanya digunakan untuk salam metal akhirnya
bermetamorforsis menjadi sebuah gerakan komunitas metal muslim yang selalu
menjunjung nilai-nilai keislaman. Penyebarannya pun hingga kepelosok-pelosok
daerah, mulai dari Medan, Makassar, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan kota
lainnya.
“Sebenarnyan, gerakan ini, sudah dinanti-natikan oleh banyak penikmat musik underground,
karena mereka sadar betul bahwa selama ini mereka telah menggunakan
simbol-simbol yang menjauhkan diri dengan Tuhan mereka,” jelas pria yang juga
berprofesi sebagai pengacara ini.
'Menurut
Ombat, konsep satanisme yang banyak digunakan oleh band-band metal saat ini
sebenarnya adalah kreativitas (aksi panggung) para band-band metal terdahulu.
Nah, lantaran band metal terus berkembang dan makin banyak orang yang menyukai
jenis musiknya, akhirnya sebagian orang akhirya 'memelintirkannya' sehingga
tanpa disadari telah menggunakan simbol-simbol yang menyekutukan Tuhan.
”Ini sebenarnya penjajahan cara baru yang digunakan zionis dan kaum sekuler
untuk menjauhkan anak-anak muda dari agama,”ungkapnya.
Diakui Ombat, pihaknya sempat mendapat cibiran dan cemooh seputar salam satu
jari ini, mereka dianggap melawan arus kebiasaan yang kerap di lakukan
anak-anak underground. Tidak hanya itu, mereka pun kerap dianggap
mencoba menyebarkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak underground.
Komunitas ini, juga kerap memberikan support terhadap event-event
musik komunitas underground. Dan, jangan kaget ya, saat event musik undergound
berlangsung biasanya mereka akan mengumandangkan takbir di sela-sela acara.
Tidak hanya itu, mereka juga tak segan-segan menghentikan acara, saat azan
berkumandang untuk melaksanakan sholat berjamaah. (Joe V)
Sejarah Musik Metal
Nama Heavy metal digagas oleh Band Hard Rock Tahun 60'an Steppenwolf, dalam lagu mereka yang berjudul 'Born To Be Wild' (ada di baris kedua bait kedua: "I like smoke and lightning Heavy metal thunder Racin' with the wind And the feelin' that I'm under".)
Tapi istilah itu belum dipakai secara tepat sampai pada tahun 1970, ketika Black Sabbath merilis album debut album mereka yang berjudul 'Black Sabbath'.
Dari tahun 1960-an atau bisa disebut Blues Rock seperti Led Zeppelin, AC/DC yang Classic metal dan disekitar 60an sampai 70'an atau disebut Classic Rock seperti Black Sabbath, Blue Oyster Cult, Deep Purple, Alice Cooper. Musiknya dikendalikan oleh riff yang lebih bluesy.
Evolusi musik
70'an
Heavy Metal awal 70'an digawangi oleh band-band seperti Led Zepplin, Black Sabbath, dan Deep Purple, Heavy Metal pada era tersebut masih dipengaruhi oleh elemen Blues yang kental. Judas Priest mengembangkan genre ini dengan menghilangkan unsur blues dan lebih mengandalkan distorsi, beat yang lebih cepat, dan harmoni. Pada akhir 70'an munculah New Wave oF British Heavy Metal yang dipelopori Motorhead, NWOBHM menggabungkan Punk dan Heavy Metal. Band-band NWOBHM lainya adalah Iron Maiden, Saxon, Venom, Diamond Head, dll.
Awal 80'an
Awal era 80'an Di gawangi oleh band-band NWOBAM seperti Motorhead, Iron Maiden, Venom dan Diamond Head. Heavy Metal akhirnya bertabrakan dengen musik Pop hal ini memunculkan genre yang disebut Glam Metal, Glam Metal berhasil menerobos chart-chart papan atas, hal ini menyebabkan Heavy Metal lebih tersebar cepat di seluruh dunia
Underground Metal: 1980, 1990, dan 2000-an
Thrash metal dan Speed metal
Tempo lagu sangat cepat yang diusung oleh gitaris yang memainkan gitar rhytm Downstroke pada Thrash metal oleh band-band seperti Metallica, Megadeth, Slayer dan Anthrax yang dijuluki Big Four Of Thrash. Di San Francisco ada Testament dan Exodus, di New Jersey ada Overkill, dan Sepultura dari Brazil.
Sedangkan Speed metal dimainkan lebih cepat sangat-sangat cepat dan bertenaga seperti Motörhead (akhir-akhir), Iron Angel, Anthrax. Sedangkan musik Thrash metal yang berasal dari Eropa adalah seperti, Kreator dan Destruction, keduanya dari negara Jerman.
Death metal
Pada tahun 1990'an, underground ini lebih memasuki ke Extreme metal seperti Grindcore dipelopori oleh Napalm Death dan Brutal Truth, berkembang pada 1991 menjadi Death metal Scandinavia oleh Entombed, Dismember, Unleashed, dan At The Gates.
Melodic Death metal yang berasal dari Gothenburg Swedia lalu berkembang di Finlandia dan Norwegia oleh band-band seperti Arch Enemy, Dark Tranquillity, Disessction.
Kemudian ada istilah yang digunakan yaitu, Techical metal di pioniri oleh Cynic, Atheist, Meshuggah, Death. Chuck Schuldiner (Vocalis Death) adalah 'Bapak Death Metal'
Progressive Death metal yang mungkin lebih cenderung ke visualisasi dan banyak menggunakan musik Tradisional, Pionirnya adalah Opeth, Pestilence, Death, Novembre, dan Progressive metal oleh Dream Theater, Queensryche, dan Fates Warning.
Black metal
Aliran ini muncul sekitar awal dan pertengahan tahun 1980-an, yang diprakarsai oleh band-band cadas seperti Venom, Hellhammer, Celtic Frost, dan Bathory. Pada akhir 80-an band Mayhem dan Burzum mengarah kedalam black metal gelombang kedua.
Power metal
Power Metal adalah genre yang lebih bersemangat dan vokalis genre ini kebanyakan di pengaruhi oleh Rob Halford dan Bruce Dickinson. Band-band genre ini kebanyakan dari Eropa. Misalnya, Europe (Swedia), Iron Maiden (U.K), Helloween (Jerman).
Doom Metal dan Gothic metal
Doom Metal adalah aliran yang lebih mengutamakan penekanan lirik, dengan tempo yang dibawah rata-rata subgenre Extreme Metal lainya, aliran ini terinspirasi oleh Black Sabbath era pertama, band yang termasuk aliran ini contohnya adalah Saint Vitus, Obsessed dan Candlemass.
Gothic Metal adalah evolusi Doom Metal, awal genre ini adalah munculnya band-band Death/Doom dari inggris yaitu My Dying Bride, Paradise Lost, Anathema, band Gothic Metal sekarang banyak mengandalkan harmoni antara vocal pria dan wanita (kadang-kadang dengan growl).
90'an
Pada era 90'an musik Heavy Metal mulai digoyang oleh munculnya kekuatan Alternative Rock khususnya Grunge, band-band Glam Metal pada era 80'an mengalami penurunan popularitas, publikasi pada saat tersebut mentitik beratkan pada Grunge. Sementara itu band-band seperti Metallica, Pantera, Tool, White Zombie dan Megadeth menjadi ujung tombak keberadaan musik metal saat tersebut.
Alternative metal
Alternative metal adalah salah satu subgenre metal yang paling populer di awal 90'an. ketika popularitas Glam Metal mulai tenggelam akibat kemunculan Grunge pada akhir 80an. Alternative Metal digunakan untuk mendeskripsikan band-band seperti Faith No More, Primus, Rage Against The Machine dan Jane's Addiction yang mengfusikan Heavy Metal dan Alternative Rock.
Selain itu ada Industrial metal yang diprakasai band seperti Ministry, Godflesh, Fear Factory dan Marilyn Manson. Industrial metal juga tumbuh pesat di Jerman. band seperti Rammstein, Oomph!, Megaherz meraih popularitas yang cukup tinggi baik di negara asalnya dan juga dataran eropa.
Lalu ada Punk Metal atau Crossover Thrash adalah percampuran Trash Metal dengan element-element kental dari Hardcore Punk. Suicidal Tendecies, Stromtroopers of Death, Corrosion of Conformity dan Dirty Rotten Imbeciles adalah sebagian band yang mengusung genre ini.
Kemudian ada Groove Metal, adalah evolusi dari genre Trash Metal yang muncul awal 90'an genre ini digawangi oleh Pantera, Sepultura, White Zombie dsb.
Nu Metal, Genre alternative metal yang terakhir adalah metal modern yang bermain dengan nada Industrial. Banyak band-band Korn, Slipknot, Limp Bizkit, Deftones hingga Disturbed.
Grunge
Tahun 1990-an ketika wabah musik Grunge yang awalnya adalah percampuran kental antara Heavy Metal dan Post-Punk bahkan Hardcore bermunculan di Seattle, walaupun sedikit cenderung ke Alternative rock. Band Grunge dari Seattle, seperti Nirvana, Soundgarden, Pearl Jam, dan Alice in Chains sebelum band itu ada sebenarnya grunge sudah ada oleh band-band seperti Malfunkshun dan Green River setelah itu ada Temple of the Dog Mad Season, Mudhoney sampai Melvins. Setelah kematian Kurt Cobain musik Grunge jarang datang lalu kembali di-ilhami dengan band-band seperti Skin Yard dan PJ Harvey. Jika suatu band memainkan musik Grunge tapi band itu bukan berasa dari Seattle. Nama yang dipakai bukanlah Grunge, tetapi Post-Grunge seperti L7, Stone Temple Pilots, Paw, Hole.
Perkembangan terkini
Metal di era 2000'an (sekarang) memiliki perbedaan yang cukup besar, dalam artian bahwa metal bisa berfusi dengan berbagai macam aliran. Sebagaimana diketahui para pelopor musik metal, penikmat musik metal disuguhi berbagai macam jenis metal dengan tempo yang harmonis dan dinamis. Beberapa aliran itu adalah Nu Metal, Symphonic Metal , Deathcore, Metalcore, Melodic Death Metal, Folk Metal, dan sebagainya.
Folk Metal
Folk Metal adalah fusi Heavy Metal dengan musik folk (musik daerah), aliran ini digawangi oleh band-band sepertik Korpiklaani, Skyclad, Ensiferum, Fiintroll, Turisas, dsb.
Walaupun kebanyakan musik Folk Metal lebih banyak berkembang di Skandinavia, Folk Metal juga berkembang di timur tengah seperi Orphaned Land dan Melechesh.
Melodic Death Metal
Melodic Death Metal sendiri berkembang pesat di Skandinavia, khususnya Gothenburg. Band-band seperti In Flames, At The Gates, Dark Tranquillity, Arch Enemy dan Soilwork. Selain di Skandinavia Melodic Death Metal juga berkembang di regional lain seperti Children of Bodom, Kalmah dan Norther (Finlandia),The Black Dahlia Murder, Darkest Hour and Himsa (Amerika Serikat), Switchblade, Daysend,Infernal Method (Australia),Disarmonia Mundi (Italy), Blood Stain Child (Japan) and Death Scythe (Mexico).
Deathcore
Deathcore berkembang sebagai turunan dari Death Metal dengan ciri khas lirik yang persis Death Metal, yaitu tentang kematian, neraka, setan, dan nuansa-nuansa mistik. Kebanyakan dari Death Metal adalah orang-orang atheis, sedangkan Deathcore kebanyakan adalah orang-orang agnostik.
Pada mulanya dipelopori oleh band-band seperti Dying Fetus, Suffocation, Crytopsy, dsb. Pada era 2000'an semakin banyak band deathcore yang bermunculan seperti Job For A Cowboy, The Red Chord, All Shall Perish, Bring Me the Horizon, dll.
Deathcore sendiri cenderung bertempo cepat, hampir mirip aliran metal old school yang bersifat hancur-hancuran namun masih ada grip-grip yang melodian.
New Wave of American Heavy Metal
New Wave of American Heavy Metal (atau biasa disebut Metalcore) adalah gabungan dari Extreme dengan Hardcore. Genre ini muncul belakangan pada era pertengahan 90'an. New Wave of American Heavy Metal dipengaruhi oleh band-band seperti Machine Head, Pantera dan Biohazard.
Musik metalcore memiliki ciri khas berupa gitar stem drop D sampai C, kadang-kadang full scream. Biasanya, metalcore dalam hal gitar ritmik tidak serumit death metal namun band-band metalcore kebanyakan bermelodi cadas dan rumit. Jika tidak bermelodi, biasanya ritmiknya yang rumit. Namun nada-nada metalcore tidak seperti death metal yang bernuansa seram, setan, neraka, dan sebagainya.
Band-band metalcore antara lain Avenged Sevenfold, Lamb of God, Killswitch Engage, All That Remains, Darkest Hour, God Forbid, Shadows Fall, Trivium, Haste The Day, Walls Of Jericho,Unearth, Bullet For My Valentine, dan sebagainya
Mathcore
Mathcore adalah perkembangan dari Metalcore yang memiliki ritme yang kompleks dan memiliki progressivitas yang tinggi. Band-band Mathcore banyak dipengaruhi band-band seperti Converge, Neurosis, Isis, dan The Dillinger Escape Plan. Band-band Mathcore yang baru-baru ini menuai popularitas adalah Protest The Hero, The Human Abstract, dll.
Perkembangan Metal di Indonesia
Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia.
Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70-an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih ..liar’ dan ..ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones, hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah
namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan), hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.
Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax, hingga Sepultura. Kebanyakan kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal.
Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary).
Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrim baginya.
Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album 'The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.
Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal dan internasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.
Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal, hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul 'It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).
Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n’ paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri. Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan sebagainya.
29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah, Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang kenyang manggung di sana.
10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama- lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue-venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie. Café Kupu- Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene Brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super-sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut, Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling netral dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yang terletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen menghabisi riwayat mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, “Puppen : Last Show Ever”, sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri..
Langganan:
Postingan (Atom)